Warga Bungo heboh temukan Bunga Bangkai Muncul di Pekarangan Rumah menjadi bahan tontonan warga

Tintaupdate.com – Warga Kelurahan Bungo Timur, Kecamatan Pasar Muara Bungo, dihebohkan dengan penemuan bunga bangkai (Amorphophallus) di halaman belakang rumah seorang warga bernama Pak Khalib, yang beralamat di Lorong Bangsal RT 06 RW 02. Bunga yang terkenal dengan bau busuknya ini menarik perhatian banyak warga karena merupakan fenomena langka di wilayah tersebut.

Bunga bangkai tersebut pertama kali ditemukan oleh Pak Khalib saat ia sedang membersihkan halaman rumahnya pada Kamis pagi (9/10/2024). Saat itu, ia mencium bau menyengat yang menyerupai bau bangkai. Setelah menelusuri sumber bau, ia menemukan bunga besar berwarna merah marun dengan kuning di bagian tengahnya.

(Pak Khalib Pemilik bunga bangkai beralamat lorong bangsal kecamatan pasar Muara Bungo)

“Awalnya saya sedang bersih-bersih halaman, tiba-tiba tercium bau busuk. Setelah saya periksa, ternyata ada bunga yang aneh. Saya tidak merasa pernah menanam bunga ini. Pas saya tanya anak, dia bilang mungkin ini bunga bangkai,” ujar Pak Khalib saat ditemui di lokasi, Senin (14/10/2024).

Bacaan Lainnya

 

Bunga bangkai yang ditemukan di lahan kebun belakang rumahnya ini diperkirakan sudah tumbuh sejak sekitar satu minggu lalu. Namun, bunga tersebut baru mekar sempurna dua hari lalu ditemukan. Saat mekar, bunga ini memiliki diameter tinggi sekitar 50 sentimeter, membuatnya semakin mencolok dan menarik perhatian.

 

Sejak penemuan bunga tersebut, banyak warga yang berdatangan untuk melihat dan mengabadikan momen langka ini. Bunga bangkai dikenal jarang tumbuh di daerah permukiman seperti di Bungo, sehingga fenomena ini menarik rasa penasaran banyak orang.

 

“Warga banyak yang datang, mungkin karena penasaran. Selain itu, bunga ini juga dijadikan tempat berfoto karena termasuk langka ditemui di kampung ini,” tambah Pak Khalib.

 

Keberadaan bunga bangkai yang mengeluarkan bau busuk memang kerap memicu rasa penasaran karena jarang ditemukan di tempat umum. Bunga ini biasanya tumbuh di hutan-hutan tropis dan memiliki siklus hidup yang panjang, dimana fase mekarnya hanya terjadi dalam beberapa hari saja sebelum akhirnya layu.

 

Warga berharap bunga tersebut tetap tumbuh dengan baik agar dapat menjadi tontonan dan edukasi bagi masyarakat sekitar tentang keanekaragaman flora yang langka. Fenomena ini juga menjadi pengingat bahwa alam selalu menyimpan kejutan yang tak terduga. (Mai)

Pos terkait