Tanjabtim – Sebuah kecelakaan kapal terjadi di Sungai Batanghari, Kecamatan Nipah Panjang, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, pada Selasa (31/12/2024) pagi.
Insiden ini melibatkan sebuah pompong bermuatan kelapa sawit yang sedang menyebrangi sungai dari Parit 2 menuju Parit 6. Dua anak buah kapal (ABK) dilaporkan terjatuh ke sungai akibat terpeleset, dan satu orang hingga kini masih hilang terbawa arus.
Menurut Kepala Kantor SAR Jambi, Adah Sudarsa, kejadian tersebut berlangsung sekitar pukul 09.45 WIB. “Dalam perjalanan, dua ABK terjatuh ke sungai. Satu orang berhasil selamat atas nama Amirudin, sementara satu ABK lainnya, Beduka (70), hilang terbawa arus,” ungkapnya.
Adah juga menjelaskan bahwa setelah menerima laporan kejadian tersebut, Tim Unit Siaga SAR Nipah Panjang langsung bergerak ke lokasi untuk melakukan pencarian. Selain itu, satu tim tambahan dari Kantor SAR Jambi juga diberangkatkan guna memperkuat pencarian.
Hingga berita ini diturunkan, upaya pencarian masih terus dilakukan oleh tim gabungan yang terdiri dari Tim SAR Jambi, Polairud Nipah Panjang, BPBD Tanjung Jabung Timur, TNI AL, serta para nelayan setempat. Proses pencarian dilakukan dengan metode penyisiran sungai di sekitar lokasi kejadian.
Peristiwa ini menambah daftar insiden kecelakaan kapal di wilayah Sungai Batanghari, yang dikenal memiliki arus deras dan kondisi yang cukup berbahaya, terutama bagi kapal-kapal kecil seperti pompong.
Tim SAR mengimbau para pengguna jalur sungai untuk meningkatkan kewaspadaan, terutama saat beraktivitas di atas kapal. “Keselamatan adalah prioritas utama. Pastikan selalu menggunakan alat keselamatan seperti pelampung untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan,” ujar Adah.
Pihak keluarga Beduka yang masih hilang berharap agar korban segera ditemukan. Proses pencarian direncanakan akan dilanjutkan hingga beberapa hari ke depan, bergantung pada kondisi cuaca dan situasi di lapangan.
Kejadian ini menjadi pengingat penting akan perlunya memperhatikan aspek keselamatan dalam setiap aktivitas di perairan, khususnya di wilayah-wilayah dengan risiko tinggi seperti Sungai Batanghari. (Msn)